Tentang Alam dan Malaikat
Hi, SoNi semuanya aja! Di edisi kali ini kita mo bahas tentang alam dan malaikat. Tapi yang di sini kita cuma mo ngebahas yang berhubungan dengan iptek. Mau tahu, baca aja eksakasik ini, ok!
SoNi, mungkin kita pernah merenung dan bertanya-tanya tentang misteri alam semesta. Coba kita pikir, alam semesta ini demikian besarnya. Siapakah yang menghuni? Apakah hanya manusia saja, ataukah ada makhluk lain seperti yang kita lihat di film kartun, alien atau makhluk ruang angkasa mungkin? Sampai sekarang, ilmu astrobiologibelum menemukan data yang signifikan. Semuanya baru pada tingkat dugaan dan asumsi-asumsi.
Karena itu, agaknya kita belum bisa bersandar pada data emperik untuk membahas tentang penghuni alam semesta ini, meskipun baru-baru ini NASA telah memperoleh data adanya air di Mars lewat pesawat tidak berawak.
Untuk itu, akan lebih baik jika kita mendasarkan pembahasan kita pada informasi dari Al-Qur’an. Dan sebagai umat islam kita memang harus percaya pada kebenaran Al-Qur’an daripada ilmu pengetahuan yang ditemukan manusia meskipun ilmu eksak (pasti) sekalipum. Namun walaupun begitu ilmu pengetahuan hasil kemajuan teknologi dan budidaya manusia itu penting, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia tetapi juga untuk membuktikan kebenaran ayat-ayat Allah.
Di dalam Al-Qur’an, makhluk ciptaan Allah disebut hanya ada 6 macam, yang 4 berakal, dan 2 lainnya tidak, yakni malaikat, jin, manusia, binatang, tanaman dan benda mati.
Di eksakasik ini, kita hanya akan membahas tentang malaikat. Malaikat adalah makhluk yang diciptakan Allah khusus untuk membantu Allah mengurus alam semesta ciptaanNya. Bukan berarti Allah kewalahan dalam mengurus alam semesta ini dan kemudian butuh bantuan malaikat. Allah berfirman bahwa Dia selalu dalam kesibukan mengurusi alam semesta. Firman Allah: “Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepadaNya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. (Q.S Ar Rahman: 55)
Pada hakikatnya yang sibuk mengurusi alam semesta adalah Allah. Akan tetapi Allah membuat sebuah mekanisme yang memang melibatkan malaikat dalam interaksiNya dengan makhluk-makhluk yang lain. Terutama manusia. Hal ini, misalnya terlihat dari firmanNya berikut. “ Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan seizinNya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.”(Q.S. Asy Syura: 51)
Bukan karena Allah tidak mampu berkomunikasi dengan makhluk ciptaanNya, justru sebaliknya, badan manusia terlalu ringkih untuk bisa berkomunikasi dengan Allah. Jangankan berhadapan dengan Allah, berdekatan dengan matahari saja badan manusia pasti hancur. Demikian juga pancaindera kita, terlalu lemah untuk bisa berkomunikasi denganNya. Nah, diantaranya adalah dengan melewati malaikat.
Sobat Insani pasti tahu dong, Allah menciptakan malaikat dari nur atau cahaya. Ya, malaikat adalah ciptaan Allah yang badannya terbuat dari cahaya. Badan cahaya itu kemudian diberi Ruh oleh Allah maka jadilah makhluk malaikat. Karena badannya terbuat cahaya, maka badan malaikat itu memiliki keunggulan, jauh di atas manusia atau makhluk Allah lainnya. Bobotnya sangat ringan karena itu kecepatannya sangat tinggi. Bahkan tertinggi di alam semesta.
Mungkin sobat Insani ingat pembahasan eksakasik pada edisi 01/Th. VII/Desember 2005 tentang perhitungan kecepatan cahaya versi Al-Quran. Kita ingat bahwa kecepatan cahaya itu sangat cepat yaitu hampir 300.000 kilometer per detik. Karena tubuh malaikat terbuat dari cahaya, so pasti malaikat bisa bergerak dengan kecepatan seperti itu, bahkan malaikat bisa lebih cepat dari kecepatan cahaya. Bisa kita bayangkan betapa cepatnya gerakan malaikat. 300.000 km/detik aja udah cepet banget apalagi lebih dari itu. Subhanallah! Jika mau, malaikat bisa bergerak mengelilingi bumi sebanyak 8 kali hanya dalam waktu 1 detik.
Dengan kecepatan setinggi itu malaikat lantas memiliki berbagai kelebihan. Diantaranya, malaikat memiliki waktu yang sangat panjang dibandingkan dengan waktu manusia. Terjadilah relatifitas waktu, sebagaimana difirmankan Allah dalam surat Al Ma’arij ayat 4 yang berarti “Naik malaikat dan ruh kepadaNya dalam waktu sehari yang kadarnya 50.000 tahun.”
Secara eksplisit Allah menginformasikan kepada kita bahwa sehari bagi malaikat adalah seperti 50.000 tahun bagi manusia. Kenapa bisa demikian? Karena malaikat memiliki kecepatan yang sangat tinggi. Ilmu fisika modern menjelaskan bagi makhluk yang bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya maka waktu akan bergerak lamban baginya. Maka jangan heran jika di Al-Qur’an terdapat banyak informasi tentang relatifitas waktu. Itulah salah satu bukti kebenaran ayat Allah yang dibuktikan oleh teori dalam ilmu fisika modern.
Misalnya Allah mengatakan bahwa sehari pada hari kiamat memiliki kadar 1.000 tahun, seperti firman berikut ini. “Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-janjiNya, sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” Ayat ini juga bisa dijadikan dasar dalam perhitungan kecepatan cahaya seperti yang sudah dibahas di eksakasik dua edisi yang lalu.
Contoh yang lain, ada manusia yang pada hari kiamat itu ditanya oleh Allah tentang lamanya dia tinggal di bumi. Mereka mengatakan bahwa mereka tinggal di bumi itu hanya sekitar satu hari saja. Akan tetapi, orang yang lain ada yang menjawab 10 hari.
Firman Allah dalam Q.S. Thahaa: 103-104 : “Mereka berbisik-bisik diantara mereka: kami tidak berdiam (di dunia) melainkan hanya sepuluh hari, Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling lurus jalannya di antara mereka: kamu tidak berdiam (di dunia) melainkan hanya sehari saja.
Ok, SoNi! Mungkin segitu aja pembahasan kita kali ini. Dari uraian yang cukup panjang leber tersebut, moga-moga aja sobat Insani semuanya bisa mengambil manfaat dan hikmahnya.
Wallahu’alam bishawwab
(Dikutip dari Kajian Qolbun Salim, Suara Merdeka)