Saturday, October 25, 2008

Sinyal Penyortir Protein

Ne, sebenernya tugas yang lagi aku kerjain. Ya, daripada ga disimpen dimana-mana, mending aku post-in di blog. Moga bermanfaat, barangkali ada yang mau ngebaca.

1. Suatu protein bisa melewati suatu membran pada sel. Kita ketahui bahwa protein terbentuk ketika rantai asam amino membengkok dan berubah bentuk menjadi tiga dimensi. Pada keadaan seperti ini, tak mungkin molekul protein menembus membran retikulum endoplasma karena saluran pada membran hanya berdiameter 2 persejuta milimeter. Namun, di sini kita melihat adanya rencana yang sudah dirancang sempurna karena masalah ini telah dipecahkan pada tahap produksi. Ribosom yang menghasilkan protein memproduksinya berbentuk rantai yang belum dibengkokkan. Bentuk rantai ini memungkinkan protein menembus saluran. Setelah protein selesai menembus, saluran ditutup sampai penembusan berikutnya. Kerja bagian kode pada protein yang masuk ke retikulum endoplasma berakhir. Karena itu, bagian ini dilepaskan dari protein oleh suatu enzim khusus; lalu, protein melipat diri dan menyusun penampakan akhir tiga dimensinya.

2. Protein yang sudah saling tercampur kare proses mitosis bisa masuk kembali ke dalam setiap organek. Hal ini karena protein mempunyai sinyal tertentu dalam susunan asam aminonya dimana sinyal tersebut member petunjuk kemana protein akan ditempatkan. Diketahui bahwa protein disintesis dari penyatuan terencana ratusan asam amino. Suatu bagian khusus yang terdiri dari antara 10 sampai 30 asam amino membentuk sejenis rantai yang membentuk sinyal penyortir protein. Sinyal ini terdapat pada salah satu ujung protein atau di dalamnya. Akibatnya, setiap protein baru yang disintesis menerima instruksi ke mana akan pergi di dalam sel dan bagaimana menuju ke sana. Ketika memerhatikan bagaimana protein yang baru disintesis bergerak ke tempatnya yang seharusnya — misalnya retikulum endoplasma — kita melihat yang berikut: pertama, kode dibaca oleh suatu partikel molekul SRP (atau partikel pengenal isyarat). SRP adalah suatu bangun yang dirancang khusus untuk membaca kode sinyal dan membantu protein menemukan saluran yang harus dilaluinya. SRP menerjemahkan kode di dalam protein, melekat padanya, dan membimbingnya bak pemandu jalan sungguhan. Kemudian, SRP dan protein mengunci saluran protein dan sebuah reseptor di membran retikulum endoplasma yang dirancang khusus untuknya. Saat dengan cara ini reseptor dirangsang, saluran pada membran terbuka. Pada tahap ini, SRP memisahkan diri dari reseptor. Seluruh operasi ini terjadi dengan pengaturan waktu dan keselarasan yang sempurna.

3. Protein yang akan masuk ke dalam intisel harus mempunyai tanda yang disebut sinyal penyortir untuk inti sel. Sinyal penyortir tersebut kemudian dipotong oleh suatu enzim khusus setelah protein telah sampai di inti sel, lalu protein melakukan pelipatan membentuk struktur tiga dimensinya. Sinyal penyortir yang telah melaksanakan tugasnya kembali ke sitosol dan bisa digunakan kembali pada protein yang lain ked lam sel setelah peristiwa mitosis. Diketahui bahwa selama mitosis, organel yang termasuk dalam system endomembran terpecah-pecah membentuk vesikula-vesikula kecil yang saling bercampur. Vesikula-vesikula tersebut kemudian akan bergabung kembali setelah mitosis selesai. Hal yang sebaliknya yang terjadi pada sinyal penyortir untuk retikulum endoplasma (ER). Sinyal penyortir untuk ER akan segera dipotong segera setelah kompleks sinyal penyortir dan proteinnya sudah berada di dalam lumen ER. Dengan begitu, sinyal penyortir untuk ER bisa digunakan kembali untuk mengimpor protein yang lain setelah peristiwa mitosis dan protein yang sudah ada di dalam lumen ER kemudian dihancurkan dan disintesis ulang.

4. Cell-free protein-synthesizing system adalah sebuah sistem sel yang digunakan untuk penerjemahan kode genetik tertentu.

Signal-recognition protein adalah bagian struktur protein yang berisi kode/sinyal yang menentukan kemana protein harus ditempatkan.

Signal-recognition particle adalah suatu partikel yang dirancang khusus untuk membaca kode tujuan protein dan membantu protein menemukan saluran yang harus dilaluinya.


No comments: